Ketua perhimpunan hotel dan restaurant indonesia (phri) sektor jalinan antarlembaga bambang britono mulai bicara masalah gagasan pemerintahan untuk mengendalikan mengonsumsi minuman mengandung alkohol dalam ruu minuman mengandung alkohol.
Menurut dia. Hal itu dapat mengganti muka indonesia yang populer menyuguhkan tujuan pariwisata kelas dunia.
“ada ruu ini. Terang-terangan. Ruu ini akan mengganti muka indonesia sebab pariwisata adalah nation merek ambassador indonesia. Sebab muka indonesia di dunia itu dilukiskan lewat pariwisata.” kata bambang dalam pertemuan jurnalis virtual. Senin (16/11/2020).
Menurut dia. Pengkajian ruu minuman mengandung alkohol ini telah ramai dibicarakan di medium asing. Hal tersebut pasti berpengaruh ke kehadiran pelancong luar negeri yang rerata mempunyai rutinitas konsumsi alkohol.
Faksinya mengharap dialog berkenaan ruu ini tidak berkelanjutan sebab indonesia harus berusaha tarik pelancong untuk melawat dan liburan di sini.
Apa lagi. Penyediaan alkohol sendiri sesungguhnya telah ditata dengan ketat dari hilir ke hulu. Bahkan juga telah ada peraturan terang bila berlangsung penyimpangan.
“jadi kami dari phri menampik ruu itu sebab menurut kami ini kontraproduktif dengan gagasan industri pariwisata. Yang saat sebelum covid-19 digadangkan jadi penyumbang (devisa) paling besar di indonesia.” katanya.
Wakil sekjen majelis ulama indonesia (mui). Muhammad zaitun menjelaskan. Semestinya pengkajian perancangan undang-undang larangan minuman berakohol atau ruu minol yang sedang diulas di dpr tidak memerlukan pro-kontra dan pembicaraan.
“ya semestinya tak perlu pro-kontra. Semestinya itu warga kita apa lagi beberapa pimpinan anggota dpr semuanya wajib setuju jika itu suatu hal yang menghancurkan kesehatan dan benar-benar beresiko untuk beberapa anak.” kata zaitun ke liputan6.com. Senin (16/11/2020).
Menurutnya. Sebab indonesia sebagian besar warganya berlagakma islam. Karenanya menjadi alasan dalam membuat ruu minol. Ingat dalam tuntunan islam dengan keras larang minuman mengandung alkohol.
“dan sebab di sini sebagian besar umat islam karena itu sepantasnya ya itu jadi alasan besar untuk melarang.” terang zaitun.
Bahkan juga ruu minol diklaimnya sesuai pancasila. Khususnya sila pertama. Bila dilihat dari sisi kesehatan. Minuman mengandung alkohol dipandang menghancurkan badan.
“secara akal sehat ini (minuman mengandung alkohol) benar-benar sangat beresiko untuk warga. Kita tidak ingin kelak seperti bangsa-bangsa yang lain minuman mengandung alkohol itu telah seperti minuman biasa.” ujar zaitun.
Nanti digunakan selaku landasan hukum untuk menangkap pidana aktor produksi sampai customer minol.